Andik Hanafi selaku koordinator kegiatan gelar edukasi tosan aji dan benda antikan menjelaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan dalam rangkaian selamatan desa Pesanggrahan ke - 169.
Andik Hanafi
" Berkenaan dengan rangkain kegiatan selamatan desa Pesanggrahan yang ke - 169, salah satunya kita mengelar kegiatan tosan aji. Dimana pada kegiatan ini kami bekerjasama dengan paguyuban tosan aji Songgo Brojo mengelar pameran benda - benda pusaka atau tosan aji berupa tombak maupun keris.
Kegiatan bertujuan untuk edukasi serta menurunkan paradigma dari masyarakat yang mana keris itu dianggap wingit atau hal - hal yang syirik, maka dari itu melalui gelaran tosan aji yang ke 4 ini kita berupaya untuk menyampaikan kepada masyarakat bahwa keris maupun tosan aji lainnya ini merupakan benda seni karya agung dari nenek moyang atau leluhur - leluhur yang sudah memiliki kemampuan atau skil dalam olah besi ( metrologi), jadi susah memiliki kemampuan melampaui pada jaman waktu itu sehingga dapat menciptakan keris atau benda - benda tosan aji lainnya dengan nilai artistik yang tidak meninggalkan fungsi dan kegunaannya.
Jadi sekali lagi yang kita tampilkan pada kegiatan ini yaitu sebagai edukasi anak dan anak dan masyarakat umum. Jadi kita mengedukasi bahwa keris itu merupakan benda seni yang mantuk kita jaga dan lestarikan sebagai indentitas bangsa Indonesia ini " urainya.
Andik menambahkan kegiatan ini di mulai pada 17 hingga 20 Juni 2025.
" Setiap harinya dihadiri oleh sekolah - sekolah, karena kita juga bekerjasama dengan sekolah yang ada di desa Pesanggrahan anatar lain SD Pesanggrahan 1, SMP satu atap dan SMP Darussolikhin. Di mana mereka belajar tentang Tosan Aji baik pusaka maupun tombak yang menjadi warisan luhur dari bangsa Indonesia ini.
Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, anak - anak akan bangga memiliki warisan-warisan budaya yang diakui oleh dunia terutama oleh UNESCO. Keris ini sudah mendapatkan pengakuan dari UNESCO yaitu World Heritage ( kekayaan negara) pada tanggal 28 November 2008.
Kita menjadikan Tosan Aji ini sebuah khasanah kekayaan budaya bangsa kita, bukan benda - benda yang di anggap syirik atau klenik yang harus dijauhi bahkan di buang.
Karena ini saksi sejarah bangsa kita, dan ini wujud kekayaan budaya dari bangsa kita yang harus di jaga dan dilestarikan ", jelasnya.
